Rabu, 24 Februari 2010

Hantu : Antara Setan, Iblis dan Jin ?

 SEBUAH pertanyaan, apakah hantu itu menjadi penting biar pun sulit terjawab. Andai ada jawaban, selalu tak memuaskan.

 Pengalaman melihat hantu telah banyak tercatat dalam sejarah, tetapi belum ada fakta yang akurat. Peneliti terus gencar menyelidiki, tetapi sampai sekarang, pertanyaan hantu itu apa belum terjawab. Semuanya kembali pada keyakinan kita. Sampai sekarang masih ada yang meyakini, bahwa hantu itu roh orang mati. Mungkin tak keliru. Ada lagi yang berpandangan bahwa hantu itu tak jauh beda dengan setan.

 Meski pun sampai kini belum jelas identitas hantu, masalah ini justru menarik dibicarakan. Fenomena hantu justru menyedot perhatian banyak pihak. Ketika orang-orang sulit menangkap fenomena real, akan lahir konsep hantu. Ada hantu di balik fenomena nyata. Bahkan akhir-akhir  ini sempat memunculkan kontroversi penayangan hantu. Di satu pihak, mengganggap muskil hantu ditayangkan. Di lain pihak, justru menunggu – nunggu tayangan misterius itu.

 Perang antara yang berpikir rasional dan irrasional (hantu) selalu ada. Penjelajahan wilayah hantu pun akhirnya menjadi sebuah komoditi ekonomi. Eksplorasi hantu, seakan akan telah menjadi rahasia umum. Di layar televisi dan media cetak, fantrasi hantu selalu tampil seram. Hantu adalah makhluk yang di atas rata-rata kekuatan manusia. Hanya manusia yang mendalami saja yang mampu menyaksikan hantu. Dari sini tampak bahwa fenomena hantu memang bukan paksaan. Jika ada orang yang sengaja ingin melihat hantu, kemungkinan besar amat sulit. Sebaliknya, orang yang tak berniat melihat hantu, kemungkinan besar justru melihatnya.

 Hantu memang megandung dunia subyektif. Aspek fantastis yang bercampur dengan alam bawah sadar, sering mewarnai dunia hantu. Pemucnulan hantu akan bergerak pada tataran mitos, artinya sebuah keyakinan. Keyakinan bersifat abstrak dan sulit dibantah, karena wilayahnya terbatas. Namun, jagat hantu juga tak terbatasi oleh umur. Siapa saja dapat menyaksikan hantu, dalam kepentingan apa saja. Tak ada batasan umur untuk melihat hantu.

 Dalam kenyataannya, hantu pun dapat dibedakan menjdi dua kelompok besar yaitu :

1. Hantu tradisional : artinya hantu yang muncul dalam segmen kehidupan tradisi. Hantu semacam ini gemar di wilayah sepi, angker, sulit terjangkau manusia, dan seterusnya.

2. Hantu modern : yaitu hantu yang muncul pada fenomena hidup modern. Dia dapat muncul di keramaian kota , pada alat alat komputer, HP, internet dan sebagainya. Kedua golongan hantu itu pada prinsipnya tetap ada kontak dengan hidup manusia.

 Sebenarnya, hantu bersikap tenang, seperti air menggenang. Hantu tak akan menganggu atau berbuat yang merugika, jika didiamkan. Sebaliknya, jika hantu itu diganggu  gugat, tentu akan marah. Apalagi kalau ada tim pemburu hantu yang terlalu semaunya sendiri, tentu hantu akan membalasnya. Hantu pun punya tindakan balas dendam. Jika sampai marah, hantu tak kenal kompromi. Dia dapat menghabisi apa saja yang ada di dunia manusia.

 Setan, iblis dan jin memang ada. Yang paling populer adalah setan dan jin. Sedangka iblis, tak begitu terkenal. Pada dasarnya, ketiga makhluk itu adalah hantu. Karena, ketiganya sulit dilihat mata telanjang. Ketiganya juga memiliki potensi sebagai penggoda. Setan telah berjanji, akan menganggu hidup manusia, sejak Nabi Adam dan Hawa tergelincir. Hingga kini, ancaman setan kadang – kadang sulit terduga.

 Profesi setan memang penggoda manusia. Dia akan menyelinap dalam hidup manusia. Setan dapat menyambar dalam bidang apa saja. Mereka tahu persis terhadap kesenangan orang. Detak jantung orang pun, setan tahu. Karenanya, dalam hal menggoda setan cukup jitu. Segala aktivitas manusia dapat menjadi ladang empuk setan. Yang dipikrkan setan adalah mencari teman manusia sebanyak banyaknya di neraka jahannam. Pada saat memperdaya manusia itu, setan menjadi hantu yang luar biasa. Ada pun iblis, adalah tergolong hantu yang tak patuh pada Sang Khalik. Iblis tergolong laknat. Iblis selalu bergerak pada kebohongan. Manusia diarahkan agar berbuat bohong dengan segala kekuatan. Sedangkan jin, ada yang taqwa, patuh, dan ada yang kafir. Jin ada yang mudah bersahabat dengan manusia. (***)

Tidak ada komentar: