Jumat, 21 Mei 2010

Suami Perlu Diajak Pacaran Lagi

Istri perlu mengajak suaminya berpacaran lagi. Dan bahkan memberinya aneka suasana berhubungan intim. Ini merupakan langkah untuk mempertahankan keharmonisan rumah tangga.

Menurut Paranormal Abah Rahman, cukup banyak faktor yang dapat mempengaruhi kalangan suami menjadi bosan dengan istrinya. Diantara faktor yang paling besar potensi pengaruhnya adalah gaya hidup dan gaya percintaan di era modern seperti sekarang ini.

“Ini yang mesti diwaspadai dan dipahami bagaimana mengatasinya oleh kalangan istri, jika ingin mempertahankan keharmonisan rumah tangga,” tandas Abah Rahman di tempat prakteknya Jalan Laksana Gang Kadi no 25 belakang Indomaret Medan.

Gaya hidup yang dimaksud, lanjut pengasuh rubrik konsultasi supranatural di sejumlah media cetak dan online ini, tersedianya berbagai ragam fasilitas komunikasi yang memberi ruang yang lebar bagi seorang pria, apakah dia lajang, duda atau pun yang berstatus suami, untuk bicara apa saja dan melakukan kesepakatan apa saja dengan wanita, apakah dia perawan, janda atau pun yang berstatus istri orang.

Fasilitas komunikasi itu dari mulai telephone, handphone, email, Facebook dan fasilitas dunia maya lainnya, yang kini sangat mudah dimiliki atau diakses.

Sisi lain, gaya percintaan anak-anak sekarang pun sudah sangat beraneka ragam dan sangat mudah disaksikan. Karena gaya percintaan itu bias disaksikan di jalanan, warnet, kafe, tempat remang-remang di tengah kota, apalagi di tempat-tempat spesial.

“Faktor-faktor ini memiliki pengaruh untuk membangkitkan hasrat bagi seorang pria, karena setiap pria memiliki kecenderungan menginginkan adanya variasi percintaan dengan istrinya. Kemudian factor ini juga sering menggiring seorang suami untuk membanding-banding keadaan istrinya dengan wanita yang dilihat atau teman komuniasinya,” urai Abah Rahman.

Korban dari factor-faktor ini, biasanya kalangan suami yang tidak memiliki kemungkinan mendapatkan variasi percintaan dari sang istri. Atau bagi suami yang mengalami kebosanan melihat penampilan istrinya.


Pacaran Lagi
Cara mengantisifasinya jika indikasi itu telah terjadi, kata Abah Rahman, bukan disalahkan, dipojokan atau dihukum, jika rumah tangga ingin dipertahankan.

“Melainkan, harus dibijaksanai oleh sang istri,” sebutnya.

Apa bentuk kebijaksanaan itu ? Sang istri mencoba membawa suaminya dalam suasana seolah-olah sedang berpacaran lagi, sembari memperbaiki penampilan atau dandanan. Bahkan kalau perlu, pakailah pakaian ketat atau transparan tatkala sedang bersama suami.

Dalam pacaran itu, bagaimana gaya bercinta anak sekarang, itu yang harus dilakukan. Karena kalau mau jujur, sedikit banyaknya gaya bercinta anak sekarang ini telah menggoda kaum bapak. Nah, supaya suaminya tidak terlanjur lagi terbuai godaan orang lain, maka sang istri harus menggodanya dengan bergaya seperti anak sekarang,” terang Abah Rahman.

Gaya Bercinta
Kalau perlu, sambungnya, lakukan gaya percintaan yang paling digemari kalangan tertentu sekarang ini. Misalnya membiasakan melakukan percintaan dari mulai dalam kamar hotel hingga di semak-semak.

“Ini dapat dilakukan dalam maksud menghilangkan kebosanan. Semua suasana percintaan anak sekarang kalau perlu dijalani. Sehingga tak ada lagi alasan sang suami mengatakan cemburu melihat gaya percintaan anak sekarang,” sebutnya.

Menurut Abah Rahman, solusi ini merupakan amalan seorang pasiennya sebut saja namanya Tania. Dia dan suami sering menitipkan anak-anaknya kepada orang tua mereka, agar mereka punya waktu yang cukup melakukan aneka gaya bercinta.

Tiap kali suami Tania mendapatkan masa libur, yakni dua hari setiap minggunya, mereka pergi bertukar-tukar tempat. Dari mulai hotel dengan tarif kamar Rp 35 ribu hingga tarif kamar Rp 125 ribu per sekali show.

Mereka juga sering menempati cakruk-cakruk di kawasan pemandian seperti Sembahe, cafe-cafe remang, taman-taman kota, bahkan di semak-semak.Tujuan utama hanya menikmati suasana berhubungan intim.

“Pernah juga kuajak suami keluar rumah jam tiga subuh ke samping rumah sendiri untuk menikmati suasana seolah-olah sedang berselingkuh di tengah udara yang sejuk,” kata Abah Rahman menirukan ungkapan pasiennya itu.

Untuk mengantisifasi hal yang tidak diinginkan, misalnya digerebek Polisi atau warga karena dianggap bukan pasutri, Tania dan suami tidak pernah meninggalkan KTP yang beralamat sama. Bahkan jika di tempat-tempat rawan razia seperti hotel, mereka tetap membawa dua buah buku nikah.(*)

Tidak ada komentar: