Senin, 01 Maret 2010

Menarik Benda Pusaka

 HAMPIR setiap tempat di bumi nusantara ini memiliki benda pusaka yang masih tersimpan di dalam tanah, batu, atau kayu. Hal ini menjadi sebuah kebiasaan bila

muncul cahaya yang berasal dari tempat yang terdapat benda pusaka.
 Benda pusaka sendiri mempunyai kekuatan yang menyelubungi sehingga benda pusaka itu tertutup dan tidak terlihat oleh padangan mata. Hanya saja getaran yang

timbul dari kekuatan yang ada pada benda tersebut, akan memancarkan sinyal keberadaan benda pusaka.
 Menarik benda pusaka menjadi sebuah kegiatan yang mempunyai nilai uang tersendiri. Keahlian menarik benda pusaka mempunyai berbagai cara dan metode.
  Dari sebagian besar cara – cara yang ada, diantaranya memerlukan sesaji  untu melakukan ritual penarikan benda pusaka. Hanya ada beberapa cara yang tidak

menggunakan media sesaji sebagai alat bantu ritual penarikan.
 Ritual penarikan benda pusaka dapat dilakukan dengan  beberapa cara antara lain adalah sebagai berikut :


Cara 1.
- Menentukan di mana tempat benda pusaka yang akan dilakukan penarikan atau pengambilan jarak jauh.
- Sebelum ritual penarikan benda pusaka terlebih dahulu dilakukan pengambilan tanah yang ada di sekitar lokasi yang dianggap memiliki benda pusaka yang masih

terpendam atau tersembunyi.
- Tanah diletakkan di atas altar kemudian dilakukan ritual terawang jarak jauh. Terawang ditujukan untuk melihat isi atau benda pusaka yang berasal dari

tanah asal, atau keberadaan pusaka pada tanah yang berada di atas altar.
- Tanah dideteksi dengan kekuatan batin. Tanah yang telah diuji dengan kekuatan batin orang yang memiliki keinginan dan kemampuan dalam hal gaib akan

mengeluarkan aura. Aura yang muncul dari tanah akan menunjukkan bahwa benda pusaka  tersebut dapat diambil atau tidak. Dalam hal ini dibutuhkan spiritualis

(paranormal) yang menguasai keahlian ilmu terawang.
- Jika aura yang timbul dari tanah menunjukkan benda  tersebut dapat diambil, maka dilakukan ritual selanjutnya yaitu inti dari ritual. Ilmu gebrak bumi

harus dikuasai oleh paranormal yang melakukan atau memimpin ritual. Ilmu ini akan menarik benda pusaka yang ada di sekitar tanah asal.
- Tanah yang berada di atas altar akan muncul cahaya atau sinar yang kemudian akan terdapat benda pusaka di dalamnya. Dalam ritual ini dibutuhkan adanya

sesaji yang bisa terdiri dari kembang setaman, air minum berupa putih tawar, putih manis, kopi pahti, kopi manis.  Minyak wangi dapat berupa minyak Hajar

Aswad, Zafaron, atau candu. Sesaji di sini ditujukan bukan untuk benda pusaka yang akan diambil, tetapi ditujukan kepada jin yang menyelubungi atau menunggu

benda pusaka tersebut. Keberadaan sesaji tidak bisa ditiadakan dengan kata lain sesaji adalah kunci dari ritual penarikan benda pusaka tanpa berada di tempat

yang dianggap memiliki yang dianggap memiliki kandungan benda pusaka.

Cara II
- Menyiapkan sebutir telur ayam kampung, dan berada di lokasi di mana benda pusaka diperkirakan ada.
- Menulis rajah pada kulit telur kemudian diteruskan dengan memecah telur yang telah ditulisi rajah. Dari pecahan telur akan tampak tulisan. Tulisan di sini

berisi petunjuk dan syarat-syarat yang harus dipenuhi dan dilakuakn untuk ritual penarikan benda upsaka. Tulisan ini tertulis dari pecahan telur.
- Menyiapkan syarat-syarat yang ada dalam petunjuk yang ada dalam pecahan telur.
- Melakukan ritual di tempat yang dianggap memiliki benda pusaka yang masih tersimpan. Dalam ritual akan keluar cahay atau aura (bisa tipis atau jelas) dari

tempat asal benda pusaka.
- Jika benda pusaka tersebut akan keluar, maka tanah atau batu akan terlihat terbelah dan benda pusaka dapat diambil dari tempat tersebut.
- Sebelum benda pusaka muncul, tanah akan bergetar atau bergoyang yang diikuti terbelah.
- Setelah tampak benda pusaka yang ada di tanah tersebut, maka tidak ada kesulitan untuk mengambilnya, hanya tinggal mengambil.


Cara III
- Dilakukan pendeteksian awal di mana letak benda pusaka, di tempat tersebut ada tidak benda pusakanya. Di sini akan menentukan benda pusaka tersebut bisa

diambil atau tidak.
- Melakukan dialog gaib dengan khodam atau isi dari benda pusaka. Dalam dialog ini akan dikemukakan oleh khodam tentang syarat syarat dan petunjuk untuk

melakukan ritual pengambilan atau penarikan benda pusaka.
- Setelah melakukan dialog gaib kemudian orang yang berperan sebagai penarik benda pusaka melakukan puasa tiga hari. Puasa yang biasa dilakukan adalah puasa

mutih.
- Persyaratan yang biasa diberikan atau diminta oleh khodam yang berada dalam benda pusaka hanya berupa dupa dan bunga setaman (liman).
- Sebelum penarikan dilakukan maka sang penarik harus melakukan mandi besar dengan air bunga setaman (liman) tersebut.
- Selama ritual penarikan benda pusaka, dupa harus selalu menyala dan hal ini berlangsung kurang lebih selama 3-4 jam.
- Cahaya akan keluar dan diikuti dengan munculnya benda pusaka tersebut. Sesaat setelah mencapai puncak terangnya cahaya adalah saat dimana benda pusaka itu

muncul. Cahaya terang hanya berlangsung beberapa saat kemudian meredup. Saat cahaya sebelum padam harus segera mengambil benda pusaka, karena jika terlambat

maka benda pusaka akan kembali ke tempat semula (hilang.

Cara IV
- Menentukan di mana letak benda pusaka yang ada. Dalam langkah pertama ini menentukan posisi di mana akan dilakuan ritual penarikan benda pusaka.
- Getaran akan terasa dari dalam tanah, atau batu tempat asal benda tersebut. Getaran ini berasal dari getaran khodam yang ada dalam benda pusaka tersebut.
- Melakukan ritual komunikasi dengan khodam benda gaib yang akan diambil. Dalam komunikasi ini dilakukan transaksi tukar menukar (barter) dengan kita meminta

benda pusaka yanga dalam tanah tersebut.
- Bila saat melakukan komunikasi ini syarat atau permintaan dari khodam dapat dipenuhi  saat itu juga, maka dapat dilanjutkan dengan tukar menukar.
- Jika tidak dapat memenuhi kesepakatan yang terjadi pada saat itu, maka komunikasi dapat dilanjutkan setelah syarat atau keinginan dari khodam dapat

dipenuhi.

Cara V
- Menentukan keberadaan benda pusaka yang akan diambil.
- Melakukan puasa untuk persiapan ritual. Biasanya dilakukan satu atu tiga hari puasa mutih. Puasa diniatkan untuk mengambil benda pusaka yang ada pada

tempat yang telah ditentukan.
- Upacara ritual dimulai setelah jam 12 malam. Dalam ritual ini diperlukan seorang imam dan makmum (boleh dari satu orang).
- Wirid atau doa yang dibaca leh sang imam adalah doa Nurbuat sebanyak 100 kali, sedangkan makmum membaca surat Al Ikhlas sebanyak 1500 kali. Posisi imam

berada di barisan terdepan kemudian diikuti di belakangnya makmumnya.
- Imam dan makmum duduk berada di atsa sajadah yang telah diberikan rajah oleh sam imam.
- Jika doa usai namun belum muncul getaran akan munculnya benda pusaka, maka doa dilanjutkan hingga muncul.
- Munculnya benda pusaka adalah diawali munculnya jin yang berjumlah banyak membawa benda pusaka yang dimaksudkan.

Cara VI
- Bersemedi  memohon kepada Tuhan agar diberikan penglihatan tenang keberadaan benda gaib apa saja yang ada di tempat ritual.
- Jika diberikan wujud cahaya, maka kita boleh mengamati tapi tidak boleh mengambilnya langsung.
- Setelah benda diletakkan kembali, maka dilakukan meditasi kembali untuk memohn memiliki benda yang telah terwujud.
- Jika benda tetap berada pada tempatnya maka benda tersebut boleh diambil dan dimiliki.
 Dalam ritual ini suatu kunci yang harus dipegang adalah pasrah terhadap Sang Pencipta, dan dalam ritual ini tidak memerlukan sesaji dalam bentu apa pun.

Kekuatan batin harus disatukan dengan panca indera.
 Perlu diketahui bahwa kekuatan gaib dalam benda merupakan kekuatan terendah tingkatannya jika dibandingkan dengan kekuatan yang lain. Tetapi untuk mengambil

atau menarik benda bertuah membutuhkan kekuatan yang berada di atas kekuatan benda yang akan ditarik.
 Ilmu untuk mempelajari penarikan benda gaib tidak mudah dipelajari, tetapi pada metode terakhir tidak membutuhkan keahlian khusus. Metode ini antara lain

menekankan pasrah terhadsap Tuhan, menerima apa adanya benda bertuah, bersih jiwa dan raga dari keduniaan, kepekaan terhadap sesuatu yang ada. (Abah Rahman)

Tidak ada komentar: