Senin, 01 Maret 2010

Bisnis Foto Hantu

Oleh : Abah Rahman

  SAMPAI hari ini bisnis foto hantu     cukup menjanjikan. Entah memang kebetulan, atau ada permainan kamera, yang jelas kenyataannya sulit ditolak. Hantu memang sering bermain di balik kamera foto. Pemotret sering tak menyadari kalau yang di potret ada hantu yang berkeliaran. Potret hantu itu kadang-kadang menghalangi potret manusia. Ketika tukang potret mengambil gambar seseorang, hantu dapat dengan cepat berada tepat di depan kamera. Karena wujudnya gaib, pemotret tak menyadari hal itu. Ternyata, setelah diprint tampak hantu yang kelihatan samar-samar.

 Hantu yang berkeliaran di kamera foto, sebenarnya dalam keadaan resah. Pikiran hantu sedang dilanda kekalutan. Hingga menyebabkan dia harus bergabung pada tingkah manusia. Maka salah satu jalan dia menampakkan diri secara tersamar. Dia juga ingin dilihat, dipajang, dan dikenali orang. Itulah sebabnya, bagi pemotret yang tak “permisi” pada saat memotret orang di sebuah pesta, makam, rapat, dan lain-lain hantu akan menggoda ke dalam kamera. Hantu – hantu semacam itu biasanya berasal dari roh yang belum mapan. Apalagi kalau tempat pengambilan gambar pernah ada peristiwa kecelakaan maut maupun  orang menggantung diri, jelas hantu akan ada  di situ.

 Memang cukup ironis. Andaikata kita sengaja hendak memotret hantu, kadang-kadang malah tak jadi, hanya gelap (hitam), Sebaliknya, jika tak sengaja justru hantu itu sendiri yang berniat eksibisi. Hantu itu kemungkinan minta diekspos, seakan minta tolong, minta perhatian pada manusia. Sebenarnya, disengaja maupun tak disengaja, ekspos hantu cukup menjanjikan secara finansial. Orang bisa pasti akan tersedot untuk menyaksikan pameran foto hantu. Terbukti, pada setiap ada pameran foto hantu pesertanya berjubel. Penonton pameran, ternyata penuh penasaran dengan potret-potret hantu.

 Hantu memang dapat dipotret menggunakan kamera khusus. Yakni kamera jenis kamera aura atau kamera kirlian. Kamera ini didesain khusus untuk menangkap sinar lemah yang dipancarkan makhluk halus. Namun demikian, pengambilan gambar membutuhkan saat saat yang khusus. Tak sembarang waktu bisa mengambil gambar hantu. Hal ini pernah dilakukan oleh seorang siswa SLTA di Pekalongan, pada waktu rekreasi ke Parangtritis Yogyakarta. Dia mengambil gambar Nyi Roro Kidul, tahun 1992 (Subroto dan Masruri, 2003: 106).

 Awalnya siswa yang rekreasi itu sekedar ambil gambar ombak laut. Namun, pada saat gambar jadi, muncul wanita cantik dengan pakaian adat Jawa. Dililhat dari pakaiannya wanita itu seorang ratu. Wajahnya cantik, kulitnya kuning, dan rambutnya panjang terurai. Di sekitar tubuh wanita telrihat bayang bayang kemerahan seperti bara api, dengan latar belakang seperti deburan ombak dan percikan kabut. Keadaan hantu semacam ini sungguh amat berguna bagi pekerja seni. Orang yang gemar bermain film horor dan hantu, tentu hal ini akan mengilhami untuk menciptakan suasana mencekam. (***)

Tidak ada komentar: